Wednesday, June 7, 2017

Tentang Mimpiku

Lama banget saya ingin berbicara tentang mimpi. Jauh sebelum saya duduk di depan laptop ini, saya pernah bermimoi untuk menginjakkan kaki di negeri doraemon ini. Akibat keseringan baca komik, saya menjadi ingin sekali mengecap bagaimana rasanya bersekolah di Jepang. Lalu, lebih dari sepuluh tahun kemudian, Tuhan mengabulkan mimpi saya, hingga saat ini, saya duduk di depan laptop di negara yang saya impian lebih dari sepuluh tahun yang lalu.

Ada banyak sekali orang seperti saya, yang harus menunggu sepuluh tahun atau lebih untuk terwujudnya sebuah mimpi. Harus melewati perjuangan berat. Saya pernah bersecita sedikit di blog ini tentang KFC dan Doa. Dan kali ini, saya ingin berbagi tentang mimpi saya untuk masa depan berikutnya.

Basis ilmu saya waktu kuliah adalah agronomi, dan saya cinta mati dengan apapun mengenai ilmu tanaman, terlebih tentang rekayasa genetika tanaman. Saya pernah berbagi mengenai sepotong bagian dari mimpi saya tentang Gregor Mendell dan Blue Rose. Tepatnya mimpi saya untuk masa depan adalah, bahwa saya ingin membuat sebuah spesies baru. Spesifikasinya adalah melati, Red Jasmine. Memang, ada spesies red jasmine alami yang berwarna merah yaitu Jasminum baesianum, tapi saya ingin membuat Jasminum sambac , melati yang lekat untuk kita buat sebagai bahan dasar minuman teh yang biasa berwarna putih bersih menjadi warna merah. Itu adalah mimpi saya. Apakah akan terwujud? Mungkin. Who knows? Saya percaya, entah mungkin harus menunggu 10 tahun lebih untuk terwujudnya mimpi ini, namun saya percaya suatu saat akan terwujudkan.

Jasminum baesianum / Natural Red Jasmine


Kemudian, mimpi saya yang lain adalah, saya ingin membawa ibu saya ke Jepang. Ibu, bagi saya adalah selugu-lugunya wanita yang pernah saya kenal. Ibu tak pernah bepergian jauh. Paling jauh itu ke Jogja, itupun karena untuk menjemput saya di bandara. Ibu adalah waita yang paling halus perasaannya. Ibu tak pernah mau merepotkan orang lain. Saya ingin suatu saat nanti, saya membawa ibu kesini. Ketempat dimana saya tinggal saat ini, ke tempat dimana Ibu selalu doakan untuk saya. Bukan hanya ibu, tapi juga Bapak, dan kedua adik saya.

Orang mungkin heran, mengapa saya tidak kunjung menikah. Jawaban saya simpel, saya merasa belum bisa membahagiakan Ibu dan Bapak. Setidaknya, saya belum berhasil membawa mereka meski sebentar saja barang 1 minggu, untuk kesini. Sedangkan mereka, siang dan malam bekerja dan berdoa hanya demi saya bisa menginjakkan kaki dan bertahan di negeri yang jauh dengan mereka. Apa pantas kemudian saya harus menurut dengan orang lain, yang belum tentu juga menyayangi Ibu dan Bapak saya seperti saya menyayangi mereka, dan belum tentu juga kasih sayang mertua sebesar kasih sayang orang tua sendiri, kan? Kami memang bukan dari keluarga yang berlebihan. Sehingga bagi saya, menabung saja masih cukup sulit.

Tapi, lagi-lagi, saya hanya punya kepercayaan kepada Tuhan yang pasti akan mengabulkan mimpi saya suatu hari nanti. meski harus menunggu bertahun-tahun lagi. Karena Tuhan itu selalu tahu apa yang terbaik bagi umatnya. Kita, tak pernah tahu apakah sesuatu itu baik atau tidak. Karena yang kita tahu, hanyalah sesuatu itu kita sukai, kita mau, atau tidak.

Menikah, memang mimpi saya. Tenang saja, saya pasti akan berhasil menikah dengan orang Jepang beberapa tahun kedepan. Dengan siapa saya belum tahu, tapi semoga kriterianya cocok, dan bisa menyayangi keluarga saya seperti keluarganya sendiri. Doakan ya hihihii


EmoticonEmoticon