Monday, July 20, 2015

Jangan Menyerah, Jangan Takut, Jangan Berkecil Hati

Beberapa hari yang lalu, saya untuk kesekian kalinya sempat down lagi. Seperti biasa, masalahnya tidak jauh2 dari urusan research dan kehidupan mahasiswa tua tingkat akut. Sempat terfikir lagi2 ingin berhenti saja. Namun beruntung, ada banyak sahabat yang memegang tangan saya saat itu. Di saat itulah, tiba2 Tuhan menyentil saya dengan tiba2 saya terpikir tentang Gregor Mendel.

Ya, Gregor Mendel. Salah satu idola saya yang teori2 nya melekat kuat di hati dan pikiran saya. Teori tentang genetika moderen dasar, yang membuat saya mencintai dunia plant science -yang meski sekarang saya harus berpaling sebentar-. Informasinya bisa dilihat di wikipedia koq. Silakan googling sendiri hehe.

Yang menarik adalah, pada saat Mendel masih hidup, dia menerima penolakan atas teori yang dia ciptakan. Sampai meninggal, Mendell tidak menerima satupun pengakuan atas kebenaran teorinya. Ilmuwan terkenal saat itu adalah Charles Darwin. Tahukah kalian? Pada saat itu, Mendel ratusan kali mengirim surat pada Darwin, namun tak satu pun surat yang dibalas. Sakit nggak itu?

Tapi rupanya, setelah Mendel meninggal, orang mulai mencari kebenaran atas teori penurunan sifat, dan paper Mendel mulai dilirik orang. Saat itu barulah teori genetika tersebut diakui dan mulai dikembangkan.Saat ini, sudah banyak sekali ahli genetika, dengan teori pengembangan yang mutahir. Bahkan manipulasi genetika sampai tahap kloning pun sudah canggih. sayangnya, Mendel tidak sempat merayakan atas pengakuan ini.

Sumber: wikipedia
Salah satu teori Mendel 1 : penurunan sifat tampak (fenotipe) pada kacang polong
Yang kedua, Galileo Galilei. Siapa yang tak mengenal namanya? Galileo adalah seorang astronom terkenal yang melahirkan banyak teori dasar tentang ilmu astronomi. Termasuk hipotesanya yang terkenal (dan terbukti) bahwa: BUMI ITU BULAT. Terdengar sepele ya? Namun tahukah kamu? Untuk menerima konsep bahwa bumi itu bulat, Galileo harus merasakan dipenjara bertahun2 dan akhirnya meninggal dalam penjara sebelum orang mengakui bahwa bumi itu bulat.

Ya, pada saat itu, ada ilmuan lain, Nicolaus Copernicus menyatakan bahwa bumi itu datar. Dan teori tersebut yang diakui. Ketika Galileo tampil dengan teorinya yang berbeda, orang2 tidak bisa menerimanya, dan malah memenjarakannya. Padahal, galileo sendiri sudah menemukan beberapa planet loh. Lagi2, seperti Mendel, teorinya baru diakui setelah Galileo meninggal dunia. Sakitnya tuh di otak ya....

Sumber: wikipedia
Orbit Venus terhadap matahari yang digambarkan Galileo pada tahun 1610

Artinya apa? Mengapa saya mengingat dua ilmuan favorit saya ini dan down saya hilang?

Artinya bahwa, apapun yang saya lakukan saat ini, kekecilan hati saya atas kontribusi apa yang bisa saya berikan pada dunia pendidikan, dan seremeh apapun orang menganggap penelitian saya ini, saya masih punya kesempatan untuk berkontribusi, kan? Dua ilmuwan hebat itu saja, mereka tidak menyerah sampai ajal menjemput. Mendapat pengakuan justru setelah meninggal. Pemikiran2nya banyak dilirik orang. lalu, mengapa saya tidak bisa?

Untuk teman2 yang sedang mengalami kegalauan seperti saya, mulailah bersemangat. Contohlah kisah hidup para peneliti dunia. Berapa kali mereka menerima penolakan? Bahkan harus mengorbankan nyawa untuk mendapatkan sebuah pengakuan. Namun ingatlah, sekecil dan seremeh apapun penelitian kita, pasti akan menjadi bahan referensi dan pemikiran yang lebih advance lagi oleh orang lain. Satu kuncinya, jangan malas untuk menulis. Jangan malas untuk publikasi. Jaman sekarang teknologi sudah canggih. Ada banyak sekali media. Blog, jurnal2 bertaraf internasional juga banyak, bisa menulis ke koran, rekam penelitian dan disebar melalui youtube. dll. Coba bayangkan saat itu, belum ada internet. Komputer saja belum ada. Alan turing penemu komputer belum lahir saat itu. Semua pakai tulis tangan. Bayangkan betapa susahnya peneliti jaman dahulu. Galileo menggambar sendiri orbit2 yang dia temukan. Mendel pun menggambar sendiri skema penelitiannya. Lantas, mengapa kita, yang hidup di jaman serba mudah ini masih mudah menyerah?

Tidak perlu takut untuk melakukan kesalahan. Kita akan belajar dari sebuah kesalahan. Jika kita diam, kita tak akan pernah tahu kita ada di posisi salah atau benar. Maka dari itu, jangan berkecil hati. Salah bukanlah sebuah akhir dunia. Dengan salah, kita tahu mana kebenaran. Niscaya, perlahan tapi pasti, kita akan punya satu kontribusi dari yang kecil penjadi yang penting, di dunia apapun yang kita inginkan.

Ah Tuhan...hanya Engkau yang bisa membuat hati saya naik dan turun. Namun, begitulah hidup.

Yosh!! Mari kita bersemangat lagi!!!!!


EmoticonEmoticon