Friday, June 26, 2015

Kecurangan dalam Penelitian

Berurusan dengan penelitian, kita, sebagai manusia yang tak luput dari dosa, pastilah pernah melakukan kecurangan. Sudah, mengaku saja. Saya juga koq. Terkadang, demi nilai dan cepat lulus, kita sering mengubah data, mengambil referensi tanpa menyebutkan sumbernya yang ita tulis sebagai pikiran kita pada pembahasan, dan lain sebagainya. Nah kali ini, saya mau membahas tentang apa saja kecurangan2 tersebut.

Mumpung 2 minggu yang lalu, kebetulan saya mendapat kuliah tentang itu. Jadi, agar saya bisa bermanfaat, maka akan saya tulis apa yang saya dapat di perkuliahan.

Macam-macam kecurangan dalam research yang tanpa sadar kita lakukan:

1. Fabrication (Manipulasi Data)

Nah yang ini mungkin paling banyak dilakukan. yaitu manipulasi data.  Contohnya nih, misal dalam parameter pertumbuhan tanaman, salah satunya adalah tinggi tanaman. Maka jika hipotesanya adalah semakin hari semakin bertambah tinggi. Lantas, suatu saat, ada ayam nothol tanaman, jadinya dia pendek deh, nggak tau berapa tinggi sebenarnya. Dan....kita pasti akan mengubah data tersebut seperti yang seharusnya tinggi. Bener nggak? Hayoo.....

2. Falsification (Pemberian Informasi yang Salah)

Biasanya dilakukan pada metode penelitian. Misalkan, di lapangan, kita melakukan salah metode, atau tanpa sengaja terbalik melakukan metodenya, namun, kita baru menyadari setelah hasilnya keluar. Makanya, alih2 mengulang penelitian, karena banyak alasan maka kita lebih baik menuliskan metode yang sebenarnya, bukan metode yang benar2 kita lakukan. Contoh lain adalah, dengan penambahan informasi atau data, tetapi sebenarnya kita nggak melakukan itu. Nah itu juga termasuk dalam falsifikasi.

3. Plagiarism (Plagiat/meniru)

Saya pernah menulis tentanng Plagiarism saat ada kasus mengenai Dwitasari dan Plagiarism. Tapi, yang paling sering dilakukan dalam penelitian adalah Citation Plagiarism. Yaitu dimana kita menyitasi atau mengutip pendapat, ide, pembahasan, dan referensi dari karya atau laporan orang lain, namun kita tidak mencantumkan sumbernya. Kebanyakan, jenis plagiarism ini tanpa sadar dilakukan oleh researcher2 pemula di dunia.

Ada pula kita sering mengambil gambar di internet jika dirasa cocok dengan informasi yang akan kita sampaikan di laporan penelitian kita. Namun, ketahuilah, bahwa satu gambar pun, jika itu bukan hasil karya kita, maka kita wajib mencantumkam sumbernya. Jika tidak, maka secara nyata, meski tidak sadar, kita telah melakukan tindakan plagiarism.

4. Penyalahgunaan Kode Etik

Dalam research juga ada kode etik. Kapan2 akan saya bahas. Nah, penyalahgunaannya biasanya terjadi jika kita melakukan penelitian menggunakan hewan atau manusia sebagai bahan percobaan atau penelitiannya. Biasanya berupa pengurangan atau penambahan informasi pada hasil penelitian, atau bisa juga tidak memaparkan metode secara keseluruhan kepada para sukarelawan yang menjadi obyek penelitian.

5. Ghostwriting

Jika keempat jenis kecurangan itu adalah masalah yang sudah ada sejak jaman Einstein, maka ghostwriting adalah masalah kekinian. Jaman sekarang, banyak sekali penyedia jasa menulis skripsi, tesis dan sebagainya. Saya pernah mendengar penuturan salah seorang teman, meski kebenarannya belum terkonfirmasi. Jadi, dia (dengan bangganya) mengakatan bahwa dia beserta tantenya membuat skripsi dari mahasiswa jurusan Psikologi. Entah benar entah tidak, namun fenomena tersebut sudah banyak terjadi. Bahkan, bukan cuma menuliskan skripsi, tapi memanipulasi gambar penelitian pun ada loh.  Nah, kembali ke ghostwriting, penulis sesungguhnya tentu saja tidak dicantumkan namanya. Namun, dia biasanya memasang tarif kepada para mahasiswa malas untuk sebuah skripsi. Mmmm...sebenernya, bukan hanya pada penelitian saja, fenomena ghostwriting juga sudah ada sejak dulu di dunia jurnalistik non scientific. Dan saya akui, saya pernah beberapa kali berperan sebagai ghostwriter juga hehe.

6. Authorship

Masalah authorship atau yang kita mengerti sebagai para penulis asli, memang banyak terkait dengan masalah perasaan dan ketidak enakan. Contonya adalah, kita, menulis paper dan hanya dikoreksi langsung oleh reviewer dari penerbut. Namun, karena kita adalah mahasiswa di bawah bimbingan dosen, maka kita mencantumkan nama dosen kita, meski dosen kita tidak melakukan apa2 terhadap tulisan dan hasil penelitian yang kita buat. Tentu saja, bagi dosen, menjadi supervisor atau pembimbing dalam sebuah paper, itu meningkatkan nilai jual dosen tersebut. Namun, jika dia tidak melakukan apapun terhadap paper yang kita buat, maka dia tidak berhak ditulis namanya ke dalam paper kita. Tapi, tentu saja, kita kan sungkan bila tidak menuliskan nama dosen kita. Maka dari itu, secara tidak sadar, sebenarnya kita sudah berbuat curang.

7. Photo Manipulation

Nah ini adalah kecurangan yang kekinian. Semenjak maraknya teknologi baru seperti photoshop, photo edit dll, orang bisa mengedit foto sesuka hati. Tak terkecuali dengan hasil penelitian. Menambahkan obyek palsu pada foto dan diklaim sebagai hasil penelitian, itu merupakan sebuah kecurangan. Dan, diantara kita, pasti ada yang pernah melakukannya.

Nah, itulah beberapa macam kecurangan dalam penelitian yang tanpa sadar kita sering lakukan.

 Maka, berapa banyak kecurangan yang ernah kamu lakukan selama ini??? Saya banyak!!! hihihihi. Baiklah, selanjutnya nanti saya akan bahas tentang alasan mengapa banyak orang melakukan kecurangan dalam penelitian. Ditunggu yaaaa :)


Biar nggak kena Plagiarism, maka saya cantumkan sumbernya,
http://undsci.berkeley.edu/article/socialsideofscience_06

1 comments so far

Lalu, jika dalam membuat karya ilmiah kita kedapatan falsifikasi. Apakah ada tindak lanjut atau dibiarkan saja?


EmoticonEmoticon